CATATAN BLOG FIRSTIAWAN RADCLIFE

Senin, 01 Juli 2013

Review The Host (2013)

by : firstiawan gunawan on JULI ,07,2013
20130107-192248
” Choose to believe. Choose to fight. Choose to love. Choose to listen.”
Jika kamu mengira Stephenie Meyer akan berhenti setelah semua kesuksesan luar  biasa yang didapat saga vampirnya? Pikir lagi! Ada The Host sebagai karya terbaru Mayer kembali diadaptasi ke versi live action-nya. Dan dengan segala elemen-elemen romansa ‘aneh’ antara manusia dengan sesuatu yang bukan manusia kamu tentu berpikir bahwa ini akan menjadi Twilight berikutnya, tetapi tahan dulu pikiran itu! Ya, The Host tentu saja sangat berpotensi menjadi the next Twilight tetapi untung saja itu tidak terjadi, kenapa? Pertama ia hanya punya satu buku dan itu bagus jika kemudian ini berakhir buru, lalu yang paling penting ia juga punya seseorang seperti Andrew Niccol di belakanganya, salah satu master sci-fi drama yang pernah membuat Ethan Hawke menjadi astronot dengan segala kekurangannya, menipu hidup Jim Carrey dalam sebuah reality show, menjebak Tom Hanks di bandara JFK sampai yang terakhir ketika ia menjadikan waktu sebagai uang di In Time yang meskipun gagal harus diakui punya ide brilian, dan least but not last ada nama  aktris muda berbakat yang semakin gede, semakin cantik dan semaki bagus saja kualitas aktingnya, terlebih jika kamu mau membandingkannya dengan apa yang sudah dilakukan Kristen Stewart dengan peran Bella Swannya yang kamu tahu bagaimana hasilnya.
Oke, jadi ini yang ditawarkan oleh The Host, sebuah premis yang lebih besar ketimbang percintaan segi tiga antara manusia, vampir dan werewolf. Ada bumi yang sedang diinvasi oleh soul, mahluk asing yang merasuki tubuh setiap manusia, menguasai jiwa dan pikiran mereka. Biasanya setiap manusia yang dihinggapi Soul tidak mampu melawan, dalam artian jiwa mereka binasa, namun ada satu manusia yang melawan, ia adalah Melanie Stryder (Saoirse Ronan) yang meskipun tubuhnya berhasil dikuasai oleh Soul yang disebut Wanderer (yang kemudian menjadi Wanda) namun tidak dengan pikirannya. Yang terjadi kemudian Wanderer merasa iba pada Melanie lalu kemudian berusaha untuk menolong gadis muda itu untuk menepati janjinya bertemu dengan adik dan kekasihnya yang sedang bersembunyi sementara ada alien lain, Seeker (Diane Kruger) yang bernafsu untuk menumpas semua manusia-manusia tersisa.
1359819924636
Idenya memang tidak lagi baru. Premis tentang alien invasion yang menjadikan tubuh manusia sebagai inangnya sudah pernah ada sejak dulu. The Host ini seperti Invasion of the Body Snatchers dengan kadar horor yang ditekan serendah mungkin yang kemudian bertemu dengan aroma Twilight khas Mayer dengan segala romansa klise menye-menye-nya. Tetapi seperti yang sudah saya tulis di atas beruntung ia punya Adrew Niccol sebagai sutradara sekaligus penulis naskah yang tampaknya tahu betul bagaimana menghindari pengaruh buruk ‘saudaranya’ itu dan membawa narasinya jauh lebih berisi dan kompleks. Sebelumnya saya tidak pernah membaca novelnya, jadi tentu saja saya tidak membandingkan bagaimana setianya adaptasi Niccol kali ini dengan sumber aslinya, tetapi yang jelas ini adalah sebuah drama sci fi yang bagus terutama ketika Niccol sukses menghadirkan sebuah perjalanan karakter yang menarik ketimbang memfokuskan semuanya pada kisah percintaan segi banyak.
Pusat gravitasinya ada pada karakter Melanie Stryder dan Wanderer a.k.a Wanda. Menjadi menarik karena keduanya berada dalam tubuh yang sama dengan dua jiwa yang berbeda; satu manusia satu mahkluk asing,  sekilas seperti Gollum yang menderita Schizophrenia hanya saja yang terjadi di sini tidak seperti itu.  Sejak menit-menit awal yang dipenuhi dengan rangkaian flashback, Niccol sudah menancapkan pondasi cerita yang menarik, lalu ketika karkaternya memutuskan untuk melakukan pemberontakan dan kabur untuk bertemu dengan para manusia tersisa yang dipimpin Jeb Stryder (William Hurt) ia tidak pernah sampai kehilangan cengekramannya. Bagaimana berkembangnya karkater Wanda dengan dunia barunya, bagaimana ia merasakan cinta dan kebaikan itu menjadi highlight terbesar buat The Host, terlebih semuanya itu mampu didominasi oleh akting Ronan yang kuat.
Ya, ini adalah cerita tentang bagaimana kemanusiaan dan kebaikan yang datang dari sesuatu yang kamu anggap ancaman serta seperti tagline-nya, berisi banyak pilihan-pilihan besar . Klimaksnya menggetarkan dengan sebuah pengorbanan luar biasa yang sayang harus ditutup ending-nya yang terasa terlalu nyaman dan aman. Tetapi secara keseluruhan ini adalah adaptasi yang baik, bahkan lebih baik dengan keempat seri Twilight sekalipun jika digabungkan. Pesonanya ada pada sosok alien berjiwa murni yang dibawakan Ronan dengan solid, lalu ditambah naskah berisi dan penyutradaaraan Niccol yang pas plus sinematografi cantik menjadikan The Host salah satu drama sci-fi yang bagus di genrenya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar