by : firstiawan gunawan on JULI ,07,2013
” Choose to believe. Choose to fight. Choose to love. Choose to listen.”
Jika kamu mengira Stephenie Meyer akan
berhenti setelah semua kesuksesan luar biasa yang didapat saga
vampirnya? Pikir lagi! Ada The Host sebagai karya terbaru Mayer kembali
diadaptasi ke versi live action-nya. Dan dengan segala
elemen-elemen romansa ‘aneh’ antara manusia dengan sesuatu yang bukan
manusia kamu tentu berpikir bahwa ini akan menjadi Twilight berikutnya, tetapi tahan dulu pikiran itu! Ya, The Host tentu saja sangat berpotensi menjadi the next Twilight
tetapi untung saja itu tidak terjadi, kenapa? Pertama ia hanya punya
satu buku dan itu bagus jika kemudian ini berakhir buru, lalu yang
paling penting ia juga punya seseorang seperti Andrew Niccol di
belakanganya, salah satu master sci-fi drama yang pernah membuat Ethan Hawke menjadi astronot dengan segala kekurangannya, menipu hidup Jim Carrey dalam sebuah reality show, menjebak Tom Hanks di bandara JFK sampai yang terakhir ketika ia menjadikan waktu sebagai uang di In Time yang meskipun gagal harus diakui punya ide brilian, dan least but not last ada nama aktris muda berbakat yang semakin gede,
semakin cantik dan semaki bagus saja kualitas aktingnya, terlebih jika
kamu mau membandingkannya dengan apa yang sudah dilakukan Kristen
Stewart dengan peran Bella Swannya yang kamu tahu bagaimana hasilnya.
Oke, jadi ini yang ditawarkan oleh The Host, sebuah premis yang lebih besar ketimbang percintaan segi tiga antara manusia, vampir dan werewolf. Ada bumi yang sedang diinvasi oleh soul, mahluk
asing yang merasuki tubuh setiap manusia, menguasai jiwa dan pikiran
mereka. Biasanya setiap manusia yang dihinggapi Soul tidak mampu
melawan, dalam artian jiwa mereka binasa, namun ada satu manusia yang
melawan, ia adalah Melanie Stryder (Saoirse Ronan) yang meskipun
tubuhnya berhasil dikuasai oleh Soul yang disebut Wanderer (yang
kemudian menjadi Wanda) namun tidak dengan pikirannya. Yang terjadi
kemudian Wanderer merasa iba pada Melanie lalu kemudian berusaha untuk
menolong gadis muda itu untuk menepati janjinya bertemu dengan adik dan
kekasihnya yang sedang bersembunyi sementara ada alien lain, Seeker
(Diane Kruger) yang bernafsu untuk menumpas semua manusia-manusia
tersisa.
Idenya memang tidak lagi baru. Premis tentang alien invasion yang menjadikan tubuh manusia sebagai inangnya sudah pernah ada sejak dulu. The Host ini seperti Invasion of the Body Snatchers dengan kadar horor yang ditekan serendah mungkin yang kemudian bertemu dengan aroma Twilight khas Mayer dengan segala romansa klise menye-menye-nya.
Tetapi seperti yang sudah saya tulis di atas beruntung ia punya Adrew
Niccol sebagai sutradara sekaligus penulis naskah yang tampaknya tahu
betul bagaimana menghindari pengaruh buruk ‘saudaranya’ itu dan membawa
narasinya jauh lebih berisi dan kompleks. Sebelumnya saya tidak pernah
membaca novelnya, jadi tentu saja saya tidak membandingkan bagaimana
setianya adaptasi Niccol kali ini dengan sumber aslinya, tetapi yang
jelas ini adalah sebuah drama sci fi yang bagus terutama ketika
Niccol sukses menghadirkan sebuah perjalanan karakter yang menarik
ketimbang memfokuskan semuanya pada kisah percintaan segi banyak.
Pusat gravitasinya ada pada karakter
Melanie Stryder dan Wanderer a.k.a Wanda. Menjadi menarik karena
keduanya berada dalam tubuh yang sama dengan dua jiwa yang berbeda; satu
manusia satu mahkluk asing, sekilas seperti Gollum yang menderita Schizophrenia hanya saja yang terjadi di sini tidak seperti itu. Sejak menit-menit awal yang dipenuhi dengan rangkaian flashback,
Niccol sudah menancapkan pondasi cerita yang menarik, lalu ketika
karkaternya memutuskan untuk melakukan pemberontakan dan kabur untuk
bertemu dengan para manusia tersisa yang dipimpin Jeb Stryder (William
Hurt) ia tidak pernah sampai kehilangan cengekramannya. Bagaimana
berkembangnya karkater Wanda dengan dunia barunya, bagaimana ia
merasakan cinta dan kebaikan itu menjadi highlight terbesar buat The Host, terlebih semuanya itu mampu didominasi oleh akting Ronan yang kuat.
Ya, ini adalah cerita tentang bagaimana
kemanusiaan dan kebaikan yang datang dari sesuatu yang kamu anggap
ancaman serta seperti tagline-nya, berisi banyak
pilihan-pilihan besar . Klimaksnya menggetarkan dengan sebuah
pengorbanan luar biasa yang sayang harus ditutup ending-nya
yang terasa terlalu nyaman dan aman. Tetapi secara keseluruhan ini
adalah adaptasi yang baik, bahkan lebih baik dengan keempat seri
Twilight sekalipun jika digabungkan. Pesonanya ada pada sosok alien
berjiwa murni yang dibawakan Ronan dengan solid, lalu ditambah naskah
berisi dan penyutradaaraan Niccol yang pas plus sinematografi cantik
menjadikan The Host salah satu drama sci-fi yang bagus di genrenya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar