by : firstiawan gunawan on JULI ,07,2013
After Earth (2013)
Directed by M. Night Shyamalan Produced by James Lassiter, Jada Pinkett Smith, Caleeb Pinkett, Will Smith Written by M. Night Shyamalan, Gary Whitta (screenplay), Will Smith (story) Starring Jaden Smith, Will Smith, Isabelle Fuhrman, Sophie Okonedo, Zoë Kravitz, David Denman, Kristofer Hivju, Gabriel Caste, Lincoln Lewis, Chris Geere Music by James Newton Howard Cinematography Peter Suschitzky Editing by Steven Rosenblum Studio Columbia Pictures/Overbrook Entertainment/Blinding Edge Pictures Running time 100 minutes Country United States Language English
First of all… let’s just be clear about one thing.
Melihat bagaimana kualitas presentasi cerita beberapa film M. Night
Shyamalan terakhir, rasanya tidak seorangpun yang harusnya masih
menantikan Shyamalan kembali hadir dengan kualitas yang serupa seperti
yang pernah ia hadirkan dahulu dalam The Sixth Sense (1999). On the other hand,
rasanya adalah suatu hal yang jelas pula bahwa hingga saat ini,
Shyamalan sama sekali belum pernah hadir dengan kualitas film yang
benar-benar buruk. Baiklah, Lady in the Water (2006), The Happening (2008) maupun The Last Airbender
(2010) mungkin sulit diterima banyak orang sebagai deretan karya yang
menonjol karena jalan cerita yang cenderung datar, membosankan atau
gagal tergarap dengan baik. Pun begitu, harus diakui, bahkan dalam
filmnya yang dianggap memiliki kualitas terlemah, Shyamalan mampu
menghadirkan alur cerita serta desain produksi yang masih sanggup
memberikan filmnya beberapa poin keunggulan.
And then comes After Earth… sebuah film yang naskah ceritanya ditulis oleh Shyamalan bersama Gary Whitta (The Book of Eli, 2010) berdasarkan ide cerita yang datang dari bintang utama film ini sendiri, Will Smith. Layaknya The Pursuit of Happyness (2006), yang juga dibintangi Smith bersama puteranya, Jaden Smith, After Earth
memiliki potensi yang besar untuk menjadi sebuah kisah hubungan ayah
dan anak yang emosional. Sayangnya, entah mengapa, pengarahan Shyamalan
justru seperti terkesan menghindari kehadiran adanya unsur emosional
dalam jalan cerita dengan hanya berfokus penuh pada penampilan visual
serta tata produksi film ini. Hasilnya… After Earth menjadi sebuah film yang cukup meyakinkan untuk disaksikan, namun begitu hampa untuk dapat dirasakan penontonnya.
Jalan cerita After Earth sendiri,
seperti yang diungkapkan narasi pada awal film ini, berada pada masa
seribu tahun setelah terjadinya kerusakan lingkungan fatal pada Bumi
yang diakibatkan oleh berbagai perbuatan buruk manusia. Begitu fatalnya
kerusakan tersebut, Bumi menjadi sebuah lokasi yang tidak layak (dan
tidak dapat) dihuni lagi sehingga memaksa umat manusia untuk pindah ke
sebuah planet baru bernama Nova Prime. Kedatangan manusia ke planet
tersebut bukannya tanpa diikuti masalah. Sekelompok makhluk luar angkasa
yang bernama S’krell berniat untuk merebut Nova Prime dengan menyebar
makhluk buas yang akrab dengan sebutan Ursa yang mampu memburu dengan
menggunakan rasa ketakutan buruan mereka. Untuk mengatasi permasalahan
tersbeut, koloni manusia lalu membentuk pasukan yang disebut The Ranger
Corps yang bertugas untuk menjaga perdamaian dan keamanan umat manusia
di Nova Prima.
After Earth kemudian
memperkenalkan dua karakter utamanya, pasangan ayah dan anak, General
Cypher Raige (Will Smith) dan Kitai Raige (Jaden Smith). Keduanya
memiliki hubungan yang kurang harmonis, dengan General Cypher yang
bersikap terlalu kaku dalam menghadapi sang anak. Atas saran sang istri,
Faia (Sophie Okonedo), guna mendekatkan keduanya, General Cypher lalu
membawa Kitai dalam sebuah perjalanan tugasnya. Sial, pesawat yang
ditumpangi General Cypher bersama Kitai justru menabrak deretan asteroid
dalam perjalanan mereka dan membuat pesawat tersebut terpaksa melakukan
pendaratan darurat di Bumi. Kini, General Cypher dan Kitai harus saling
bekerjasama, menyingkirkan berbagai perbedaan dan jarak yang tercipta
antara mereka, untuk dapat bertahan di Bumi serta meminta bantuan dari
The Ranger Corps untuk membawa mereka kembali ke Nova Prime.
Sebagaimana layaknya sebuah film yang ditujukan untuk pangsa pasar keluarga, After Earth
adalah sebuah film yang sepertinya hendak membawakan pesan mengenai
bagaimana seseorang harusnya dapat mengatasi dan mengalahkan rasa takut
mereka. Sebuah “pesan moral” yang cukup layak untuk disampaikan… jika
saja After Earth mampu dihadirkan dengan presentasi yang menarik
oleh para pemeran karakter yang membawakan berbagai pesan tersebut.
Sayangnya, baik Will Smith maupun Jaden Smith harus diakui gagal dalam
membawakan tugas tersebut. Jaden Smith jelas terlihat kekurangan
kharisma yang kuat untuk dibiarkan berlarian sendirian di sepanjang
adegan film ini. Tanpa kharisma tersebut, karakter Kitai yang diperankan
oleh Jaden jelas menjadi datar dan gagal membangun hubungan emosional
dengan penontonnya. Di sisi lain, sang ayah, Will, jelas merupakan aktor
yang telah berpengalaman dalam film-film sejenis. Namun, After Earth
justru seperti membuang-buang kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai
kemampuan akting Will yang mendalam dengan membiarkannya sama sekali
tidak ikut serta dalam kebanyakan adegan aksi yang dihadirkan oleh film
ini. Karakter General Cypher dan Kitai yang harus terpisah di banyaki
adegan film juga semakin memperkecil peluang munculnya chemistry yang tepat dan hangat antara Will dan Jaden Smith dalam film ini.
Masalah jelas tidak hanya muncul dari kedua pemeran utamanya. Naskah cerita After Earth yang
ditulis oleh M. Night Shyamalan bersama dengan Gary Whitta juga harus
diakui terlihat tidak pernah benar-benar menggali berbagai potensi yang
ada di dalamnya. Karakter-karakter yang tampil disajikan begitu dangkal
dan datar. Berbagai adegan aksi yang hadir dalam film ini juga terkesan
berjalan layaknya sebuah perjalanan monoton. Eksekusi Shyamalan yang
gagal untuk menghadirkan dramatisasi yang kuat dalam perjalanan tersebut
juga membuat After Earth terasa berjalan lebih lama dari
durasinya yang sebenarnya ‘hanya’ mencapai 100 menit. Beruntung,
Shyamalan masih mampu menghadirkan kualitas tata produksi yang cukup
meyakinkan sehingga After Earth tidak berakhir sebagai sebuah kegagalan penuh.
Jelas adalah sangat berlebihan untuk menyatakan bahwa After Earth sebagai sebuah presentasi yang gagal. Layaknya The Last Airbender,
M. Night Shyamalan memang sepertinya telah mengetahui penuh penonton
mana yang menjadi sasarannya dalam film ini. Pun begitu, tidak dapat
disangkal bahwa After Earth tereksekusi dengan cukup lemah.
Kehadiran tata visual yang cukup menghanyutkan, serta tata musik arahan
James Newton Howard yang cukup hidup, gagal untuk menutupi berbagai
kelemahan pengarahan Shyamalan yang membuat After Earth terasa
berjalan begitu datar dan lamban. Dua bintang utamanya, Will dan Jaden
Smith, juga gagal untuk memberikan daya tarik yang lebih kuat bagi After Earth
dengan Jaden Smith hampir terlihat hadir dengan penampilan yang begitu
datar di sepanjang penampilannya. Sebuah hasil yang medioker yang jelas
tidak akan mampu memperbaiki kredibilitas Shyamalan secara singkat dalam
waktu yang akan datang.
After Earth (2013)
Directed by M. Night Shyamalan Produced by James Lassiter, Jada Pinkett Smith, Caleeb Pinkett, Will Smith Written by M. Night Shyamalan, Gary Whitta (screenplay), Will Smith (story) Starring Jaden Smith, Will Smith, Isabelle Fuhrman, Sophie Okonedo, Zoë Kravitz, David Denman, Kristofer Hivju, Gabriel Caste, Lincoln Lewis, Chris Geere Music by James Newton Howard Cinematography Peter Suschitzky Editing by Steven Rosenblum Studio Columbia Pictures/Overbrook Entertainment/Blinding Edge Pictures Running time 100 minutes Country United States Language English
Tidak ada komentar:
Posting Komentar